Tabir surya atau yang lebih dikenal dengan nama sunscreen sudah menjadi kebutuhan sebagian masyarakat. Sunscreen digunakan untuk melindungi kulit dari bahaya sinar matahari tepatnya dari radiasi sinar UVA dan UVB. UVA atau sinar ultraviolet berperan merusak kulit seperti keriput, penuaan dini dan flek hitam. UVA, juga penyebab kanker kulit jika kulit terpapar sinar matahari berlebihan tanpa perlindungan. Sedangkan, UVB dapat menyebabkan kulit terbakar dan menyebabkan kulit gosong (sunburn).
Loh, ada juga sunblock. Kok gak ditulis sebagai nama lain dari tabir surya? Penggunaan kata sunblock sudah dilarang FDA (Food and Drug Administration). Pengertian sunblock sendiri adalah memblok semua sinar matahari. Kata memblok seluruh inilah yang disalah artikan. Padahal tidak demikian, sunblock juga harus dipakai berulang kali. Ingat, semua jenis tabir surya efektif jika dipakai berulang. Jangka pemakaian ulang juga bergantung pada spf yang terkandung.
Makanya, sekarang sudah jarang kita temukan kata sunblock. Sunscreen atau banyak brand menggunakan kata sun protection sendiri terdiri dari 2 jenis, chemical dan pyhsical.
Chemical berkerja dengan menyerap sinar matahari. Cara kerjanya dengan menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi panas. Biasanya tekstur chemical ini lebih encer dan mudah berbaur dengan kulit.
Sedangkan physical berkerja dengan memantulkan sinar matahari. Jenis physical sunscreen inilah yang dulu disebut sunblock. Physical sunscreen mengandalkan kandungan zink oxidate dan titanium dioxidate. Teksturnya sendiri lebih kental sehingga meninggalkan rasa lengket dikulit dan meninggalkan warna putih. Untuk mengatasinya partikel tersebut diubah menjadi nano partikel yang menurunkan perlindungan dari UVA.
Dikutip dari thegreenmama "The EWG says that mineral sunscreens usually rate as safer in their research, however most of these mineral filters are used in nano particle form. This means the ingredients are so small that they can enter the bloodstream and may cause damage to internal organs. "
Sejauh ini zink oxide merupakan bahan sunscreen paling aman yang tersedia.
Sel ditentukan atas dasar kenyamanan saat dipakai, pilihan sunscreen juga ditentukan oleh kecocokan terhadap kulit kita. Tapi setelah membaca beberapa artikel, penggunaan physical sunscreen ini yang dianjurkan untuk kelangsungan terumbu karang.
Kenapa? Karena chemical sunscreen masih menjadi tanda tanya besar. Apakah mereka aman untuk terumbu karang, air dan biota yang ada di dalamnya. Sunscreen sendiri menjadi penyumbang terbesar pencemaran dibawah laut dan menyebabkan kerusakan permanen. Lebih dari 14.000 ribu ton sunscreen ditemukan didasar laut.
Hawai menjadi negara pertama yang melarang penggunaan sunscreen yang mengandung oxybenzone dan octinoxate karena kedua kandungan ini dinilai mengancam kelangsungan hidup terumbu karang. Aturan tersebut akan efektif pada tahun 2021.
Masalah yang muncul menurut merahmuda.com adalah lebih dari 3000-an produk sunscreen mengandung kedua bahan tersebut. Wow, just wow!
Hal penting lainnya adalah memperhatikan pengawet pada sunscreen. Hindari paraben dan turunannya seperti methyl paraben dan butyl paraben, atau phenoxyethanol, yang sebenarnya merupakan obat bius bagi ikan.
Disarankan tidak mengunakan sunscreen dalam betuk semprot karena mengandung aerosol. Aerosol ini berbahaya untuk kesehatan paru-paru kita dan berdampak pada rusaknya lapisan ozon.
Bahkan physical sunscreen dalam bentuk semprot yang mengandung titanium dioxide dapat menjadi bahan yang karsinogenik ketika kita hirup dalam jumlah banyak (IARC 2006).
Mari lindungi lingkungan dengan perhatikan kandungan sunscreen-mu.
Loh, ada juga sunblock. Kok gak ditulis sebagai nama lain dari tabir surya? Penggunaan kata sunblock sudah dilarang FDA (Food and Drug Administration). Pengertian sunblock sendiri adalah memblok semua sinar matahari. Kata memblok seluruh inilah yang disalah artikan. Padahal tidak demikian, sunblock juga harus dipakai berulang kali. Ingat, semua jenis tabir surya efektif jika dipakai berulang. Jangka pemakaian ulang juga bergantung pada spf yang terkandung.
Makanya, sekarang sudah jarang kita temukan kata sunblock. Sunscreen atau banyak brand menggunakan kata sun protection sendiri terdiri dari 2 jenis, chemical dan pyhsical.
Chemical berkerja dengan menyerap sinar matahari. Cara kerjanya dengan menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi panas. Biasanya tekstur chemical ini lebih encer dan mudah berbaur dengan kulit.
Sedangkan physical berkerja dengan memantulkan sinar matahari. Jenis physical sunscreen inilah yang dulu disebut sunblock. Physical sunscreen mengandalkan kandungan zink oxidate dan titanium dioxidate. Teksturnya sendiri lebih kental sehingga meninggalkan rasa lengket dikulit dan meninggalkan warna putih. Untuk mengatasinya partikel tersebut diubah menjadi nano partikel yang menurunkan perlindungan dari UVA.
Dikutip dari thegreenmama "The EWG says that mineral sunscreens usually rate as safer in their research, however most of these mineral filters are used in nano particle form. This means the ingredients are so small that they can enter the bloodstream and may cause damage to internal organs. "
Sejauh ini zink oxide merupakan bahan sunscreen paling aman yang tersedia.
Sel ditentukan atas dasar kenyamanan saat dipakai, pilihan sunscreen juga ditentukan oleh kecocokan terhadap kulit kita. Tapi setelah membaca beberapa artikel, penggunaan physical sunscreen ini yang dianjurkan untuk kelangsungan terumbu karang.
Kenapa? Karena chemical sunscreen masih menjadi tanda tanya besar. Apakah mereka aman untuk terumbu karang, air dan biota yang ada di dalamnya. Sunscreen sendiri menjadi penyumbang terbesar pencemaran dibawah laut dan menyebabkan kerusakan permanen. Lebih dari 14.000 ribu ton sunscreen ditemukan didasar laut.
Hawai menjadi negara pertama yang melarang penggunaan sunscreen yang mengandung oxybenzone dan octinoxate karena kedua kandungan ini dinilai mengancam kelangsungan hidup terumbu karang. Aturan tersebut akan efektif pada tahun 2021.
Masalah yang muncul menurut merahmuda.com adalah lebih dari 3000-an produk sunscreen mengandung kedua bahan tersebut. Wow, just wow!
Hal penting lainnya adalah memperhatikan pengawet pada sunscreen. Hindari paraben dan turunannya seperti methyl paraben dan butyl paraben, atau phenoxyethanol, yang sebenarnya merupakan obat bius bagi ikan.
Disarankan tidak mengunakan sunscreen dalam betuk semprot karena mengandung aerosol. Aerosol ini berbahaya untuk kesehatan paru-paru kita dan berdampak pada rusaknya lapisan ozon.
Bahkan physical sunscreen dalam bentuk semprot yang mengandung titanium dioxide dapat menjadi bahan yang karsinogenik ketika kita hirup dalam jumlah banyak (IARC 2006).
Mari lindungi lingkungan dengan perhatikan kandungan sunscreen-mu.
Komentar
Posting Komentar